Loading...

7 Penyakit Kulit Kucing, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Posted on 13 Jun 2025 by Drh Aisyatun, M.Sc, PhD

7 Penyakit Kulit Kucing, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Pada dasarnya, bulu dan kulit adalah bagian terluar tubuh kucing yang rentan terhadap penyakit yang berasal dari infeksi bakteri, virus, jamur, maupun parasit.

Sejumlah masalah lain, misalnya kebiasaan berkelahi pada kucing saat musim kawin, juga berpotensi menimbulkan penyakit kucing yang memerlukan perhatian khusus. Berikut ini adalah beberapa penyakit kulit kucing yang umum terjadi dan perlu Anda waspadai.

  1. Scabies Scabies adalah peradangan pada kulit kucing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini hidup, bersembunyi, dan berkembang biak pada lapisan kulit kucing.

Gejala umum scabies pada kucing yakni munculnya bercak-bercak kulit yang berkerak, dimulai pada bagian tepi telinga yang meluas ke wajah hingga bagian tubuh lainnya.

Bagian yang terdampak tungau scabies akan terasa sangat gatal. Akibatnya, kucing akan terus menggaruk area tersebut hingga muncul luka dan kerontokan bulu.

  1. Tungau telinga Parasit lain yang dapat menginfeksi kucing ialah Otodectes cynotis. Infeksi parasit dari keluarga Acaridae ini menyebabkan penyakit yang disebut tungau telinga atau ear mites.

Tungau ini hidup dengan menggali ke dalam saluran telinga kucing. Kondisi ini membuat kucing merasa tidak nyaman sehingga terus menggaruk telinganya. Penyakit ini ditandai dengan kotoran telinga kucing yang berwarna gelap dan bertekstur seperti lilin. Telinga kucing juga akan berbau, kemerahan, dan tampak bengkak.

  1. Kutu Salah satu penyakit kulit pada kucing yang kerap Anda jumpai adalah kutuan. Kutu pada kucing terlihat sebagai bintik hitam kecil yang bergerak di sela-sela bulu kucing.

Kutu akan mengisap darah dari inangnya untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Kondisi inilah yang menimbulkan gejala, seperti bentol merah, gatal, bulu rontok, dan bahkan anemia.

  1. Ringworm Ringworm atau juga dikenal sebagai kurap adalah penyakit infeksi jamur pada kulit kucing yang paling sering terjadi. Penyakit ini juga dikenal sebagai feline dermatophytosis.

Ringworm pada kucing ditandai dengan ruam merah berbentuk lingkaran dan berkerak, rasa gatal, hingga bulu rontok.

Menurut Cornell University College of Veterinary Medicine, ringworm termasuk dalam penyakit zoonosis. Itu artinya, penyakit ini bisa ditularkan dari kucing ke manusia.

  1. Kebotakan akibat stres Stres pada kucing nyatanya bisa berdampak negatif pada kondisi kulit dan bulunya. Hal ini bisa menyebabkan perubahan perilaku, seperti menjilat atau menggaruk bulu secara berlebihan. Kebiasaan ini dapat menimbulkan penipisan bulu pada area punggung dan perut. Kemunculan botak pada kucing ini juga disebut kebotakan akibat stres atau stress-induced alopecia.
  2. Jerawat Jerawat pada kucing disebabkan oleh area folikel rambut yang tersumbat oleh minyak (sebum) dan sel-sel kulit mati. Hal ini umumnya berdampak pada area dagu dan bibir kucing.

Penyakit kulit pada kucing ini mungkin tampak seperti bintik-bintik hitam. Namun, area tersebut dapat terlihat memerah atau membengkak bila bakteri berkembang biak di dalamnya.

  1. Reaksi alergi Paparan alergen atau zat pemicu alergi juga berpotensi menimbulkan reaksi alergi pada kucing.

Kucing bisa alergi terhadap makanan atau obat yang sedang dikonsumsinya. Selain itu, alergen juga dapat berasal dari lingkungan, seperti debu, serbuk sari, jamur, tungau, dan kutu.

Reaksi alergi bisa menimbulkan masalah kulit pada kucing, seperti gatal, ruam, dan bulu rontok. Kondisi ini terkadang disertai mata berair, diare, muntah, atau bahkan asma.

Tinggalkan Komentar

Anda harus login untuk memberi komentar.


Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!